
Pakar ITB Wanti-wanti soal Mudik Via Tol Cisumdawu — 1 tahun yang lalu
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyambut baik rencana pengoperasian Tol Cisumdawu yang akan berfungsi penuh mulai 15 April 2023, atau sepekan sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Operator Tol Cisumdawu (Cileunyi - Sumedang - Dawuan) PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) saat ini masih melakukan penyelesaian sisa pembangunan jalan tol ini.
Pakar transportasi dari ITB R Sony Sulaksono Wibowo memberikan sejumlah catatan khususnya untuk pembangunan seksi 4 dan 5, jika ruas jalan Tol Cisumdawu difungsikan pada mudik lebaran tahun ini.
"Infrastruktur (pembangunan seksi) 4 dan 5 itu didominasi jembatan, jadi kalau berfungsi sebagai fungsional harus lebih hati-hati warga, biasanya kalau fungsional tidak dibuka pada saat hujan atau malam hari, apalagi seksi 4 dan 5 cukup berbahaya dioperasikan di malam hari karena lampu tidak ada dan mayoritas merupakan jembatan," kata Sony seperti dikutip dari detikJabar, Selasa (4/4/2023).
"Buat masyarakat harus lebih hati-hati penggunaan Tol Cisumdawu khususnya yang bagian seksi 4 dan 5," tambahnya.
Dalam mudik ini, Sony juga menyebut jangan berharap saat perjalanan mudik tidak ada macet. Menurutnya, macet pasti saja terjadi.
"Kita berpendapat yang namanya mudik pasti macet, jadi tidak mungkin manajemen lalu lintas yang dilakukan baik Kementerian Perhubungan, Korlantas itu akan menghilangkan kemacetan, itu enggak (bisa) karena jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.
Begitupun di Tol Cisumdawu dan Tol JORR 2 yang direncanakan difungsionalkan di mudik lebaran tahun ini.
"Kalau pun dilakukan one way dari barat ke timur, kan yang fungsional itu Cisumdawu dan JORR 2 tetap kemacetan pasti akan terjadi. Jika Cisumdawu bisa dibuka seksi 4 dan 5 fungsional itu akan membantu. Tapi jangan berharap macetnya hilang, ini penting, mindset pemudik pun harus punya mindset untuk siap macet, karena kalau tidak siap macet begitu macet pasti akan ngomel buat tidak nyaman," ungkapnya.
Sony ingin fokus pemerintah saat ini kepada keselamatan masyarakat yang akan melakukan mudik.
"Sekarang mudik harus terselenggara selamat. Pemerintah dalam hal ini fokus pada keselamatan jangan fokus agar macetnya hilang, kalau pun ada pengendalian kemacetan," jelasnya.
Sony menyebut, macet tidak dapat dihilangkan, tapi dapat diminimalisir. Misalnya dengan melakukan penertiban di titik-titik yang berpotensi menimbulkan penyumbantan arus lalu lintas.
"Kemacetan yang ada itu, menjaga jangan terlalu lama atau penyebab kemacetannya dieleminasi misalnya pasar tumpahnya, hambatan penyempitan di luar tol yang tidak boleh dilupakan penyempitan akibat aktivitas warga di jalan nasional perlu dirapihkan sehingga kemacetan yang terjadi itu bisa terkendali. Hilang tidak, tapi terkendali," tuturnya.
Sony juga menyoroti terkait rest area, seperti di jalur Pantura, Sony menilai rest area tidak didesain untuk menampung pemudik yang ingin beristirahat panjang. Pasalnya, ia melihat hampir semua rest area dari Cikampek lebih menyajikan kuliner atau tempat makan.
Untuk rest area, Sony juga mengatakan di hari normal pun kebutuhan parkir tidak mencukupi, misalnya weekend Jumat-Sabtu dari barat ke timur, pasti tak cukup rest areanya.
"Itu di weekend biasa, ini mudik yang di mana eskalasi kendaraannya luar biasa yang jumlahnya bisa sampai 10 kali dari yang bisa. Harusnya rest arena didesain lahan parkirnya setengah dari kapasitas, itu baru cukup, cuman sekarang tidak," ujarnya.
Sony menambahkan, pemudik disarankan jika hendak beristirahat disarankan untuk keluar dari jalur tol terlebih dahulu, setelah istirahat selesai perjalanan bisa dilanjutkan dengan kembali memasuki jalur tol.
"Beristirahat keluar jalan tol bagus dan efisien daripada bertahan di rest area yang lahan parkirnya terbatas, malah bikin macet," pungkasnya.