
Mengenal Tarawangsa, Kesenian Tradisional Kabupaten Sumedang — 5 bulan yang lalu
Tarawangsa merupakan tradisi jenis seni pertunjukan yang dibalut dengan musik musik tradisional. Sebagai simbol sosial-ekonomi masyarakat daerah agraris (bercocok tanam), Tarawangsa lahir karena proses dialektika antara ekonomi dan kreasi masyarakat tani yang berangsung lama.menunjukan bahwa kearifan lokal pada tarawangsa tidak berangkat dari ruang hampa, di dalamnya penuh identitas kultur masyarakat yang melingkupinya (Suprianti, 2012).
alat musik tarawangsa dimainkan dengan cara digesek. Dalam pentunjukan kesenian, alat musik tarawangsa dimainkan bersama jentreng yang dimainkan dengan cara dipetik. Sebagai alat musik bentuk tarawangsa terbuat dari kayu berleher panjang dengan jumlah dawai antara 2 sampai 3 utas.Bentuk tarawangsa ini sedikit berbeda dari alat musik gesek pada umumnya, seperti rebab. Sementara, bentuk tarawangsa satu dengan yang lainnya pun tidak sama persis Contoh tarawangsa Pangguyangan dan tarawangsa Sumedang, perbedaan terletak pada panjanng leher dan motif ukiran yang menghiasai bagian kepala.
Sementara itu, sumber lain menyebutkan bahwa kata tarawangsa juga ditemukan dari kitab kuno Sewaka Darma yang menyebutkan bahwa tarawangsa adalah alat musik. Tarawangsa merupakan perkembangan dari alat musik rebab. Rebab muncul di tanah Jawa setelah zaman Islam sekitar abad ke-15—16, merupakan adaptasi dari alat gesek bangsa Arab yang dibawa oleh para penyebar Islam dari tanah Arab dan India. Setelah kemunculan rebab, tarawangsa biasa pula disebut dengan nama rebab jangkung (rebab tinggi), karena ukuran tarawangsa umumnya lebih tinggi daripada rebab (Kurnia, 2003).
Dilhat dari segi fungsinya, seni Tarawangsa selalu dipertunjukan dalam siklus penanaman padi, dalam masyarakat agraris tradisional selalu diidentikan dengan sosok Nyai Sri Pohaci/Nyi Pohaci Sanghyang Dangdayang Asri, Dewi Asri (Dewi Sri) sebagai dewi padinya masyarakat Sunda.