
Kecamatan Rancakalong Jadi Pilot Projects Klaster Desa Produktif di Indonesia — 4 bulan yang lalu
Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang menjadi Pilot Projects Klaster Desa Produktif (KDP) di Indonesia.
Program Klaster Desa Produktif sendiri merupakan kerjasama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumedang dengan Kantor Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Penanggulangan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan.
Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan Rifanzi mengatakan, klaster desa produktif merupakan program untuk mengkoneksikan potensi-potensi ekonomi dalam suatu klaster baik dari sektor pertanian, perikanan, peternakan, pariwisata, budaya, produk olahan dan sebagiannya, supaya menjadi nilai tambah dalam klaster tersebut yang dapat dinikmati oleh masyarakat di pedesaan itu.
“Konsep klaster desa produktif ini bukanlah hal yang baru, karena di kementrian sudah ada. Namun, Pa Muhamad Mardiono sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan ingin bagaimana konsep ini lebih aplikabel dan bisa diterapkan di wilayah di Indonesia, dan pilot projeknya di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang ini,” ujarnya kepada wartawan, disela Focus Grup Discussion yang dilaksanakan di Hotel Asri, Senin 29 Mei 2023.
Rifanzi menuturkan bila dipilihnya Kabupaten Sumedang karena memiliki potensi-potensi dan keanekaragaman yang besar, kultur masyarakat baik serta memiliki semangat juang yang tinggi.
Di Kecamatan Rancakalong sendiri, sambung Rifanzi ada beberapa potensi yang akan dikembangkan dan ada tiga potensi yang pokok, yaitu Kopi, Ubi Cilembu dan peternakan.
“Kita sudah empat kali melakukan pertemuan dengan pihak Pemda Sumedang dan dari Rancakalong ini menawarkan 3 yang pokok yaitu Kopi, Ubi Cilembu dan Peternakan. Dalam klaster ini, kita akan lihat potensinya, nanti akan timbul apa diversifikasi usaha baru atau apa,” tuturnya
“Misalnya dalam pengolahan kopi, itu ada limbah kulitnya yang bisa dijadikan pupuk organik. Nah nilai tambah seperti itu yang akan coba kita koneksikan di dalam klaster itu. Jadi kami hadir di sini ditugaskan pa Mardiono untuk mencoba membuat peta berdasarkan FGD dan kunjungan lapangan,” tambah Rifanzi.
Kunci dari program Klaster Desa Produktif ini, tambah Rifanzi yaitu menurunkan ekonomi biaya tinggi, membuat nilai tambah di dalam suatu kawasan dan koneksivitas atau mengkoneksikan potensi-potensi yang ada dalam suatu klaster.
Hal senada disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumedang H. Agus Wahidin bahwa FGD kali ini merupakan rangkaian keempat setelah dirinya bertemu dengan UKP (dua kali di Jakarta dan satu kali melalui pertemuan virtual) dan sekarang di Sumedang yang keempat.
“FGD ini melibatkan Forkopimcam, Kepala Desa, BUMDES. Hari selanjutnya tim akan bergerak ke lapangan di Geotheater Rancakalong. Kemudian hari ketiga ke lapangan lagi kelompok-kelompok tani di Rancakalong,” kata Agus.
Agus menuturkan, bila KDP bertujuan untuk menyatukan berbagai kegiatan ekonomi yang ada di tiap desa yang selama ini berjalan masing-masing sehingga dipilihlah Sumedang tepatnya di Rancakalong.
“Setelah dikaji betul-betul oleh tim UKP, aspeknya sangat memenuhi untuk program KDP. Maka dipilihlah empat potensi unggulan, pertama kopi, kedua ubi Cilembu, ketiga peternakan, dan keempat makanan olahan. Untuk ubi Cilembu diusahakan tidak hanya dijual mentah saja, tapi diharapkan bagaimana menjadi makanan olahan,” tuturnya.
“Kita ketahui bila orang desa yang menjadikan segala sesuatu itu selama ini yang menikmatinya adalah orang kota. Sementara orang desanya hanya capek saja, bahkan orang desanya untuk kepentingannya sendiri harus membeli lagi ke kota. Nah konsep inilah yang akan dikembangkan pada program kluster desa produktif oleh Utusan Khusus Presiden dan Pemda Sumedang,” tuturnya.
“Mudah-mudahan ini bisa berhasil dan bermanfaat. Serta Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang dapat menjadi pilot projek yang baik,” tambah pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang ini.
Ditempat yang sama Wakil Ketua DPRD Sumedang, H Ilmawan Muhammad mendukung penuh langkah yang akan dilakukan Utusan Khusus Kepresidenan Bidang Kerjasama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan RI, untuk mewujudkan klaster desa produktif (KDP).
Menurutnya, Kabupaten Sumedang dipilih menjadi model untuk implementasi KDP dengan lokus beberapa desa di Kecamatan Rancakalong. Yang mana di Rancakalong terdapat komoditas pertanian yang produktif seperti cabe rawit, ubi Cilembu dan Kopi Boehoen Nagarawangi.
“Saya ucapkan terimakasih kepada Kepala UKP RI yaitu Pak Mardiono yang telah memberikan kepercayaan kepada Sumedang untuk kegiatan FGD. Ini merupakan yang pertama di Sumedang, dan tentunya tim dari UKP tidak sembarang memilih daerah,” kata Ilmawan.
Ilmawan mengaku siap menerima ilmu apapun dari narasumber yang ditunjuk UKP demi perubahan yang lebih baik tidak hanya Rancakalong. Namun bisa menjadi contoh bagi desa lainnya yang ada di Indonesia.
“Insya Allah ini merupakan salah satu proses tercapainya visi Sumedang Simpati. Karena program ini serius bukan main-main. Tim dari UKP RI akan melihat beberapa komoditas unggulan di Rancakalong, untuk dijadikan contoh atau model bagi desa-desa lainnya,” tandasnya.