Chef Renatta Terpesona Tahu Sumedang, Chef Renatta: Wah Bahaya Ini, Nggak Bisa Berhenti

Ajat Sudrajat

 - 

Monday, 15 May 2023 - 09:14 WIB

Chef Renatta Terpesona Tahu Sumedang, Chef Renatta: Wah Bahaya Ini, Nggak Bisa Berhenti

Chef Renatta Terpesona Tahu Sumedang, Chef Renatta: Wah Bahaya Ini, Nggak Bisa Berhenti — 1 tahun yang lalu


Chef Renatta Moeloek terkesan dengan Tahu Sumedang, apalagi mencicipi kuliner ini di tempatnya langsung termasuk melihat pabrik pembuatannya.

Menurut dia, Tahu Sumedang khususnya Tahu Bungkeng, bisa begitu terkenal karena flavour atau rasanya yang unik dan khas.

Bahkan, dia pun terkesima ketika melihat proses pembuatannya yang masih sangat sederhana dan tradisional. 

"Masih menggunakan bahan-bahan kayu dan bambu," kata Chef Renatta di Kanal Youtube Kisarasa Episode Tahu Bungkeng.

Diungkapkan dia, bisnis Tahu Bungkeng benar-benar mengandalkan flavour. Sehingga bisa sangat terkenal dan digemari banyak orang.

"Wah bahaya ini, saya kalau disuguhi tahu bisa nggak bisa berhenti," tutur juri Masterchef Indonesia tersebut.

Karenanya, dia tidak bisa berhenti terkesima dengan Tahu Khas Sumedang yang ternyata sebenarnya adalah Tahu Bungkeng.

"Bisnis yang mennurut saya dengan tempat sederhana, cuma begitu saja. Itu pure karena flavour ya. Yang rasanya digemari banyak orang dan terkenal dari mulut ke mulut. Sehingga menjadi kegemaran banyak orang dan dikenal dengan Tahu Sumedang," ungkapnya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Chef Juna Rorimpandey. Dia juga mengaku tidak mengetahui awal mula ada Tahu Sumedang.

Tetapi setelah datang langsung dan bertemu dengan pemiliknya, ternyata Tahu Sumedang yang sekarang dikenal sekarang ini, sebenarnya adalah Bungkeng. 

"Pada tahun 1970-1980-an, banyak karyawan dari Tahu Bungkeng maupun yang lainnya membuka rumah makan tahu. Sehingga akhirnya Sumedang dikenal dengan Kota Tahu. Bahkan ada sebutan Tahu Sumedang," bebernya.

Chef Juna mengaku terkesan dengan keberadaan kuliner Tahu Sumedang. Di mana usaha rintisan yang dimulai 106 tahun lalu tersebut, masih bertahan hingga saat ini.

Dia pun terkesan dengan cara pembuatan tahu yang seluruhnya masih manual. Mulai dari proses pembuatan hingga penjualan.

"Melihat cara produksi dan menjualnya luar biasa sekali, everiting is still manual, tidak mudah meng-establish bisnis menjadi pioneer dan bisa bertahan sampai 106 tahun," kata Chef Juna.

Sementara itu, Owner Tahu Bungkeng, Suriadi Ukim mengungkapkan, Tahu Sumedang dikenal karena ciri khasnya yang berbeda dengan di daerah lain.

Bentuknya memang lebih kecil, dan tekstur crunchy di luar serta lembut di dalam. "Tahu Sumedang itu, cenderung lebih kecil. Cocok memang buat cemilan," katanya.

Pada hari-hari biasa, kata Suriadi, dirinya bisa membuat 1.000 potong tahu. Tetapi pada waktu liburan bisa menjadi 5 kali lipatnya. Adapun harga per potong tahu sekarang ini dijual Rp 1.000 saja.

Sebagai informasi, tahu khas Sumedang awalnya diperkenalkan oleh Ong Kino dan istrinya pada tahun 1917.

Ong Kino menjadi perintis untuk memproduksi tahu di Sumedang yang awalnya dibuat dari kedelai lurik yang mirip telur puyuh.

Makanan ini, awalnya hanya diproduksi untuk konsumsi sendiri. Namun karena kelezatannya, akhirnya terdengar kemana-mana sampai ke telinga Pangeran Sumedang.

Sejak saat itu, Ong Kino menggunakan rumahnya yang berada di Tegalkalong atau kini Jalan 11 April, menjadi kedai tahu kecil-kecilan.

Ternyata dalam waktu singkat, banyak masyarakat yang menyukai makanan ini. Sehingga usaha tahu tersebut maju dan berkembang.

Usaha ini, kemudian diteruskan oleh sang anak yakni Ong Bung Keng. Nama kedai tahu tersebut kemudian berubah menjadi Tahu Bungkeng dan hingga kini masih bertahan.

#ChefRenatta #TahuSumedang #ChefJuna #TahuBungkeng #sumedang #erksfm #news-erks